Disbudpar Batam – Dalam rangka menyambut peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-78 Tahun 2023, Polda Kepri dengan semangat kepedulian terhadap budaya dan sejarah bangsa, menggelar bakti sosial membersihkan Museum Raja Ali Batam Center dan Makam Zuriat Nong Isa di Nongsa, Jumat (4/8/2023). Kegiatan ini bertujuan untuk merawat dan menghormati para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara ini serta melestarikan warisan budaya bagi generasi mendatang.
Bakti sosial yang dilaksanakan ini melibatkan seluruh personel Polda Kepri. Personel bersama-sama bergotong-royong membersihkan museum dan makam pahlawan yang ada di wilayah Kepulauan Riau.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolda Kepri Irjen Tabana Bangun, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk nyata dari komitmen Polda Kepri dalam menjaga dan melestarikan sejarah serta budaya Indonesia.
Ia menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh anggota kepolisian yang telah berpartisipasi aktif dalam bakti sosial ini. Ia menyatakan bahwa semangat kebersamaan dan rasa cinta tanah air yang terwujud dalam kegiatan ini sangat berarti untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan.
Ia mengajak seluruh masyarakat Kepulauan Riau untuk terus menghargai jasa para pahlawan dan mengamalkan nilai-nilai perjuangan kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari.
“Saya berharap kegiatan bakti sosial ini dapat menjadi inspirasi bagi seluruh lapisan untuk lebih peduli terhadap warisan sejarah dan budaya bangsa,” ucapnya.
Memeriahkan HUT Kemerdekaan RI Ke-78, tak hanya melaksanakan kegiatan bakti sosial, juga akan melaksanakan kegiatan bantuan sosial berupa santunan ke panti jompo, anak yatim piatu serta panti asuhan, melaksanakan kegiatan pemasangan bendera merah putih bersama TNI-Polri di tempat-tempat bersejarah dan ikon daerah serta masih banyak lagi rangkaian lainnya.
Di tempat yang sama, Kepala UPT Museum Batam Raja Ali Haji, Senny Thirtywani mengucapkan terima kasih dan menyambut baik Polda Kepri yang memilih Museum Batam Raja Ali Haji sebagai kegiatan bakti sosial dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI Ke-78. Ia berharap kegiatan serupa dapat berlangsung di destinasi wisata sejarah lainnya di Kota Batam.
“Kami berharap kegiatan serupa kerap di lakukan tidak hanya di Museum Batam juga kiranya dapat dilakukan di tempat-tempat bersejarah lainnya. Tak hanya itu, para personel dan masyarakat juga mendapatkan informasi tentang sejarah dan koleksi-koleksi yang ada di museum,” ucapnya.
Senny menginformasikan, Batam merupakan kota pariwisata, wisata sejarah menjadi destinasi alternatif bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Batam memiliki sejarah panjang yang patut dilestarikan. Sejarah peradaban Batam dimulai sejak zaman Kerajaan Riau Lingga, Belanda, Temenggung Abdul Jamal, Jepang, masa Kemerdekaan Indonesia, Pemerintah Kabupaten Kepri, Otorita Pertama, era BJ Habibie, Kota Administratif, masuk Sejarah Astaka, Khazanah Melayu, dan infrastruktur atau era Batam sekarang.
“Museum bersifat universal, selain sejarah Melayu yang digambarkan ada cerita sejarah lainnya yang ada di museum seperti cerita Belanda dan Jepang. Catatan sejarah disajikan melalui foto lengkap dan narasinya. Selain itu terdapat koleksi museum seperti, perahu jong, batik Batam, tanjak, alat musik Melayu, dan sebagainya,” katanya.
Museum sebagai tempat destinasi wisata juga sebagai edukasi bagi siswa di Kota Batam. Selain menerima kunjungan siswa, Museum juga melakukan jemput bola dengan program Museum Goes To School untuk mengenalkan kepada siswa sejak dini.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata mengucapkan terima kasih atas kegiatan bakti sosial. “Kegiatan ini sebagai bentuk perhatian dari Polda Kepri terhadap objek wisata sejarah yang ada di Kota Batam,” katanya.
Museum Batam Raja Ali Haji hadir sebagai terobosan untuk mendongkrak pariwisata Kota Batam. Museum Batam Raja Ali Haji meraih sertifikat tipe B dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Sertifikat ini penanda bahwa Museum Batam Raja Ali Haji telah memenuhi standar kelayakan menjadi destinasi wisata sejarah Kota Batam.
“Wisata sejarah bisa membawa wisatawan bernostalgia ke masa lampau. Koleksi Museum Batam Raja Ali Haji mengenalkan bahwa Batam bukanlah kota yang diciptakan. Cikal bakal Batam sudah ada sejal era Kerajaan Riau Lingga,” kata Ardi.
Selain untuk warga Batam dan Kepri, pengenalan museum juga menyasar turis asing seperti Singapura dan Malaysia. Sebab Singapura dan Malaysia bisa dikatakan memiliki ikatan sejarah yang erat dengan Batam. Tantangan ke depan, bagaimana menambah benda-benda koleksi museum. Saat ini, tim dari Disbudpar Kota Batam juga terus mencari benda-benda bersejarah untuk dijadikan koleksi museum.
“Sangat diperlukan kerjasama dan partisipasi masyarakat maupun komunitas yang mengetahui atau menyimpan koleksi benda-benda peninggalan sejarah di bumi Melayu Batam dan Kepri, untuk berkenan menyumbangkannya ke museum. Sehingga benda-benda peninggalan tersebut bisa dikenal luas oleh masyarakat dan menjadi bahan edukasi bagi generasi muda kita nanti,” terangnya.