Disbudpar Batam- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam kembali menggelar kegiatan Museum Batam Raja Ali Haji Ke Sekolah. Kegiatan tersebut berlangsung di SD Negeri 001 Belakang Padang, Senin (28/8/2023).
Kasubag TU Museum Batam Raja Ali Haji, Muhammad Irzal, mengatakan kunjungan Museum ke SD negeri pertama di Kota Batam ini digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-78 RI. “Museum Batam Raja Ali Haji Ke Sekolah kali ini ke SD Negeri 001 Belakang Padang karena spesial hari kemerdekaan,” katanya.
Adapun narasumber kegiatan ini, Edi Sutrisno yang juga sebagai Direktur Eksekutif Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Batam sekaligus anggota dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Batam.
Dalam kunjungan tersebut disampaikan tentang Belakang Padang yang banyak menyimpan banyak sejarah, salah satunya meriam dari Belakang Padang yang kini menjadi koleksi Museum Batam Raja Ali Haji.
Sebagai informasi, meriam ini di bawa dari Pulau Buluh ke Belakang Padang, pada masa Camat Mustafa dan diletakkan di Kantor Camat itu sekira dekade 1980-an. Saat kepemimpinan Camat Bapak Said Hasyim tahun 1992, meriam ini dipindahkan ke Pulau Sekanak. Sejak saat itu meriam bersejarah ini kokoh mengapit tiang Bendera Merah Putih Kantor Kecamatan Belakang Padang.
Di penghujung tahun 2020, masyarakat Belakang Padang menyerahkan meriam ke Museum Raja Ali Haji.
Lanjut dia, dalam kegiatan itu siswa antusias mengikuti kegiatan. “Anak-anak dibuat nyaman mengikuti, di sela-sela penjelasan narasumber diberikan game menarik biar anak-anak lebih rileks,” terangnya.
Kepala UPT Museum Batam Raja Ali Haji, Senny Thirtywani, kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan Disbudpar Kota Batam untuk membumikan museum kepada pelajar Kota Batam.
“Museum Batam Raja Ali Haji akan terus melakukan promosi museum ke sekolah supaya museum lebih dekat dengan hati masyarakat,” katanya.
Ia menyampaikan, museum sebagai tempat belajar selain di dalam kelas karena banyak yang bisa dipelajari mulai dari melihat koleksi, dan mendapat informasi dari tour guide museum. Lanjut Senny, Museum Batam Raja Ali Haji ini menampilkan peradaban Batam mulai dari kerajaan Riau Lingga hingga infrastruktur Batam.
“Banyak hal yang bisa didapat dari museum, tak hanya melihat juga bisa belajar,” ucapnya.
Kepala Disbudpar Kota Batam, Ardiwinata mengatakan Museum Batam Raja Ali Haji hadir sebagai terobosan untuk mendongkrak pariwisata Kota Batam. Museum Batam Raja Ali Haji meraih sertifikat tipe B dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Sertifikat ini penanda bahwa Museum Batam Raja Ali Haji telah memenuhi standar kelayakan menjadi destinasi wisata sejarah Kota Batam.
“Wisata sejarah bisa membawa wisatawan bernostalgia ke masa lampau. Koleksi Museum Batam Raja Ali Haji mengenalkan bahwa Batam bukanlah kota yang diciptakan. Cikal bakal Batam sudah ada sejal era Kerajaan Riau Lingga,” kata Ardi.
Selain untuk warga Batam dan Kepri, pengenalan museum juga menyasar turis asing seperti Singapura dan Malaysia. Sebab Singapura dan Malaysia bisa dikatakan memiliki ikatan sejarah yang erat dengan Batam. Tantangan ke depan, bagaimana menambah benda-benda koleksi museum. Saat ini, tim dari Disbudpar Kota Batam juga terus mencari benda-benda bersejarah untuk dijadikan koleksi museum.
“Sangat diperlukan kerjasama dan partisipasi masyarakat maupun komunitas yang mengetahui atau menyimpan koleksi benda-benda peninggalan sejarah di bumi Melayu Batam dan Kepri, untuk berkenan menyumbangkannya ke museum. Sehingga benda-benda peninggalan tersebut bisa dikenal luas oleh masyarakat dan menjadi bahan edukasi bagi generasi muda kita nanti,” terangnya.