Disbudpar- Warna ragam batik Batam mencuri perhatian dalam Pameran Nasional Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM yang digelar di Galeria Mall Yogyakarta, dari tanggal 14 hingga 17 November 2019.
Batik Batam hasil karya para pembatik binaan Dekranasda Kota Batam ini dibawakan dalam peragaan busana pada pembukaan event yang bertajuk “Membangun Inovasi Dalam Revolusi Industri 4.0” ini. Sejumlah Duta Wisata Batam, khusus diboyong ke Yogyakarta oleh Disbudpar Kota Batam, guna memperagakan dan memperkenalkan batik Batam.
Warna-warna yang cerah mewakili kebudayaan Melayu yang khas, serta motif dan corak yang menggambarkan keindahan dan kekayaan biota laut Pulau Batam, seperti motif Ikan Marlin, Gonggong, Kerang, Rajung Bersusun, Bunga Hutan, Periuk Kere, Sulor Berkait, Bunga Kundur Awan Menjulang, dan berbagai motif bernilai artistik lainnya.
Edi Sutrisno, Direktur Eksekutif Badan Promosi Pariwisata Batam (BPPB) menyebut peragaan busana yang mengetengahkan batik hasil tangan-tangan terampil para perajin Batam telah berhasil memantik atensi pengunjung Galeria Mall. Sebagian bahkan mengakui surprise sebab Batam yang selama ini dikenal sebagai kawasan khusus industri, ternyata mampu melahirkan ragam motif batik yang unik dan elegan.
“Kita bangga dengan antusiasme pengunjung. Mereka apresiatif tidak hanya pada batik tapi juga dengan encik dan puan yang memang tampil tenang dan menawan. Keren!” serunya.
Batam Tourism Promotion Board dalam hal ini memang mendukung penuh promosi untuk pemasaran batik Batam ini, terutama ke luar daerah. “Di dalam daerah tentunya batik Batam mampu menjadi tuan rumahnya sendiri. Ini sudah tidak diragukan lagi. Kini, kita berusaha untuk memperkenalkan batik Batam ke seluruh Indonesia dan dunia, salah satunya dengan pameran ITTAF di Yogyakarta ini. Harapannya tentu saja akan ada peluang ceruk pasar yang dapat kita ambil untuk produk khas Melayu ini,” ujar Rahman Usman selaku Ketua BTPB, Jumat (15/11).
Kadisbudpar Batam, Ardiwinata mengatakan bahwa batik Batam merupakan cerminan dari modernisasi berbusana tanpa melupakan unsur kearifan lokal tradisional. “Batik Batam dapat dikemas dalam balutan busana formal, maupun busana informal. Batik Batam ini hasil kepiawaian tangan desainer berbakat Kota Batam. Motif-motifnya melambangkan kasih sayang, harapan, nilai keberagaman, dan nasehat leluhur Melayu untuk menjaga budaya Melayu agar selaras dengan kehidupan modern,” kata Ardi ini, Jumat (15/11).
“Karena Batam secara geografis didominasi dengan bahari, motif-motif batik Batam-pun juga ikut didominasi oleh keberagaman potensi bahari Batam, terutama unsur biota lautnya,” ujarnya.
“Dalam binaan Dekranasda Kota Batam yang dibina langsung oleh ibu Hj. Marlin Agustina Rudi yang juga sebagai Istri Walikota Batam, H.M. Rudi, pengembangan terhadap industri batik ini terus dilakukan, baik terhadap pengrajinnya sendiri dengan memberikan pelatihan dan sertifikasi secara nasional, juga promosi pemasarannya, seperti yang kita lakukan di pameran ITTAF di Yogyakarta ini,” pungkasnya