Kemenparekraf Gelar Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Profiling Industri Film di Kota Batam

Disbudpar Batam- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Pemerintah Kota (Pemko) Batam melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam hadir di tengah sineas Kota Batam dalam kegiatan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Profiling Industri Film di Kota Batam bertempat di Ministry of Meat Downtown Harbour Bay, Kalong 1, Kecamatan Batu Ampar, Kota Batam, Rabu (8/3/2023).

“Terima kasih kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Hari ini kita hadir ditengah sinies dari Kota Batam,” ucap Ardiwinata, Kepala Disbudpar Kota Batam.

Ia mengatakan film merupakan salah satu 17 subsektor ekonomi kreatif. Baginya film itu suatu hal yang komplit, semua seni ada di film mulai dari musik, tari, dan sebagainya.

“Saya sudah sampai di Hollywood, saya sudah melihat cara mereka membuat film, cara mempromosikannya. Saya berharap para sineas Batam terus berkreasi,” pintanya.

Batam sebagai kota pariwisata, ada 10 tujuan wisman ke Batam diantaranya wisata religi, budaya, kuliner, olahraga, belanja, Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (Mice). Pada tahun 2019, kunjungan wisman mencapai 1.947.943 kunjungan terbesar kedua ( Kepri ) setelah Bali.

Kini pariwisata Batam sudah bangkit, ditandai dengan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Kota Batam terus meningkat. Tercatat, sepanjang tahun 2022 ada 565.936 kunjungan.

“Pada Bulan Desember 2022 tercatat, 145.018 kunjungan. Untuk 2023 ini kita menargetkan 1,5 juta kunjungan. Walaupun voa dan tiket belum nyaman, khususnya Korea, Jepang, Cina dan India,” sebutnya.

Direktur Manajemen Industri Kemenparekraf, Syaifullah membuka kegiatan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Profiling Industri Film di Kota Batam. Ia mengatakan dipilihnya Kota Batam sebagai tempat kegiatan karena Batam memiliki studio besar dan lokasi syuting global.

“Kita cari tau apa yang menyebabkan orang masuk sini (Batam) dan bagaimana keberadaan studio besar membantu ekosistem perfilman di Batam,” katanya.

Dengan kegiatan ini ia berharap, bisa menangkap permasalahan yang terjadi di Batam sehingga pemerintah pusat, pemerintah daerah dan stakeholder terkait dapat saling berkolaborasi untuk membangun ekosistem industri film.

“Film itu jangan dilihat dari entertaiment tapi juga bisa menjaga karakter watak bangsa dan media promosi dari Indonesia ke dunia sehingga menjadi daya tarik dunia ke Indonesia,” terangnya.