Disbudpar Batam- Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata menghadiri kegiatan Pemutaran dan Diskusi Film Radio Pakcik Mahmud, bertempat di CGV Theatre Grand Batam Mall, Minggu (29/1/2022). Sebagai informasi film karya Pajri Andika ini menceritakan kisah Pakcik Mahmud pemilik Malay Radio “Bertuah FM”. Selama krisis keuangan ia berusaha tetap mempertahankan siaran yang berfokus budaya melayu pada siaran radionya.
Produser Film Radio Pakcik Mahmud, Je Yatmoko, mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Batam (Pemko) Batam dalam hal ini Disbudpar Kota Batam yang telah mendukung digelarnya Pemutaran dan Diskusi Film Radio Pakcik Mahmud. Ia menyampaikan, perfilman di Kota Batam saat ini sudah menggeliat karena adanya dukungan dari pemerintah.
“Perfilman Batam saat ini sudah mulai dinamis dan naik karena dukungan pemerintah sangat konsisten. Saya sangat merasakan itu dan dalam acara ini kita melihat sejauh mana film Batam bergerak,” katanya.
Kata Yatmoko, Film Radio Pakcik Mahmud telah berhasil memenangkan kompetisi secara nasional. Pada tahun 2021 Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Indonesia Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menggelar Kompetisi Proposal Film (Kompro 2021) dengan tema Dinamika Kebudayaan Indonesia. Dari 350 proposal yang masuk Batam mewakili untuk Sumatera dan masuk sepuluh besar.
“Film ini diputar di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2021,” sebutnya.
Ia berharap, stakeholder seperti pengusaha, para ketua asosiasi pariwisata yang berdomisili di Kota Batam juga ikut mendukung perfilmaan di Kota Batam sehingga lebih berkembang dan mampu bersaing dengan sutradara yang ada di luar Kota Batam.
Sekretaris Umum Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam, Raja Muhammad Amin, mengucapkan selamat karena film ini mengangkat cerita tentang adat budaya Melayu. Ia berharap karya seperti ini terus ada untuk mengenalkan budaya Melayu kepada generasi muda Kota Batam.
“Selamat dan taniah pada semua yang terlibat, ini sebuah penghargaan besar, semoga film yang seperti ini tak berhenti disini untuk mengangkat budaya dan marwah Melayu,” ucapnya.
Kepala Disbudpar Kota Batam, Ardiwinata dalam sambutannya mengapresiasi film Radio Pakcik Mahmud yang merupakan hasil karya anak Kota Batam. Film berdurasi 27 menit ini mampu memberikan pesan moral tentang kebudayaan Melayu.
“Film ini sangat bagus, saya sudah menonton film ini. Setelah melihat film ini sepertinya ada sesuatu yang bisa kita ambil. saya fikir film ini adalah milestone atau kebangkitan film – film kita nanti sehingga nantinya akan lahir film – film yang memberikan pesan moral, pesan pendidikan dan pengetahuan yang luar biasa bahwa Batam itu seperti ini dan seperti ini,” sebutnya.
Menurutnya film ini merupakan karya seni yang lengkap, karena didalamnya terdapat musik, tari, lagu, dan sebagainya. Membuat film bukan hal yang mudah, karena itu Ardi memberikan apresiasi, kepada para sineas Kota Batam atas karya mereka yang luar biasa. Ia menginformasikan, film ini termasuk dalam 16 sub sektor industri ekonomi kreatif.
Ia menyampaikan, Wali Kota Batam telah mempersiapkan Kota Batam, seperti mengembangkan infrastruktur seperti jalan dalam konsep pariwisata. Kemudian Kota Batam memiliki amenitas yang lengkap serta beragam atraksi.
“Tercatat ada 160 atraksi sepanjang tahun 2022 ini yang nantinya akan membuat Batam terus bergerak,” imbuhnya.
Kepala Biro Humas dan Protokol Badan Pengusahaan (BP) Batam, Ariastuty Sirait mengaku pertama kali menonton film Melayu. Menurutnya film ini sinematografinya sudah cukup baik, karena dalam filmnya sudah menggambarkan beberapa ikon Kota Batam, seperti Laluan Madani, Jembatan Barelang dan lainnya walaupun sebenanrnya maaih kurang untuk spot keramaiannya.
“Satu hal yang langsung traveling di otak saya adalah bagaimana agar membuat film Melayu ini tetap konsisten. Setiap tahunnya harus ada. Tetapi kita harus berkolaborasi untuk mendapatkan pendanaan karena pendanaan ini merupakan hal utama,” ucapnya saat sesi diskusi.
Ia mengapresiasi Batam mempunyai bintang film yang cukup berbobot yakni Asmawi, panggilan akrabnya Babe. Ia berharap dengan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam film ini dapat diputar di sekolah – sekolah dan kampus di Kota Batam
“Saya ingat film G 30 S PKI diputar di sekolah dan setiap anak harus menonton itu. Begitu juga dengan film ini yang budaya Melayunya sangat kaya. Kita harus bekerja sama bagaimana film 27 menit ini dapat diputar disekolah,” katanya.
Seniman Melayu Batam, Hardi Selamat Hood yang juga salah satu pemain dalam film tersebut mengimbau kepada penonton
Radio Pakcik Mahmud untuk selalu mendenggarkan radio bernuansa Melayu.
“Film ini 27 menit sangat mengharu biru, kita berharap tontonan ini menjadikan tuntunan untuk memajukan kebudayaan Melayu,” ucapnya.
Hadir diacara tersebut Pimpinan Infinite Studio Batam, seluruh ketua asosiasi pariwisata yang berdomisili di Kota Batam, dan pimpinan radio di Kota Batam