Disbudpar,Sektor pariwisata Batam semakin menggeliat menyongsong tahun 2019 ini. Salah satunya ditandai dengan hadirnya objek wisata berupa agrowisata yang menarik di Pulau Galang.
Letak tepatnya agrowisata ini berada tidak jauh dari pelabuhan rakyat yang menjadi titik awal bagi pelancong berwisata ke Pulau Mubut Darat di Kampung Sembulang, Kecamatan Galang.
Media dan beberapa asosiasi serta stakeholder pariwisata Batam mendapat kesempatan untuk melihat langsung objek wisata Kampung Sembulang ini pada Jumat (3/5). Kunjungan yang dikemas dalam misi Famtrip ini diikuti oleh perwakilan dari ASITA, HPI, ASPABRI, ASPPI, PHRI dan GenPI, IDI, mahasiswa UNIBA, BNI Syariah Batam, Asosiasi Veteran Jepang Indonesia, Dekan Kolej Islam Singapura dengan ditemani oleh para staf dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, serta encik dan puan Kota Batam yang baru terpilih, Fadhlillah Ibsan Paschawibowo dan Adilla Berliana Febrianti.
Peserta famtrip disambut warga Sembulang.
Rombongan famtrip pentahelix Batam berangkat dari Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Batam Centre pada pukul 8:00 WIB dan sampai di Kampung Sembulang pada pukul 9:30 WIB.
Di kampung Sembulang, Pulau Galang, rombongan disambut langsung oleh lurah Sembulang, Rizal, beserta jajarannya. Pukulan tangan-tangan mungil bocah Sembulang di permukaan rebana dan alunan shalawatan anak-anak turut mewarnai seremoni penyambutan rombongan famtrip pentahelix Batam ini.
Kadisbudpar Batam, Ardiwinata memberikan sambutan.
H. Mahmud selaku pemuka dan tetua kampung Sembulang menceritakan banyak kisah tentang sejarah yang pernah tergores di Sembulang ini dahulunya, terutama di masa Perang Dunia II.
“Di kampung Sembulang ini pernah dimakamkan 128 orang serdadu Jepang yang meninggal dunia saat mereka menunggu dipulangkan ke negara mereka, namun sayangnya bekas kubur mereka tidak dapat ditemukan lagi saat ini, karena nisan mereka hanya diletakan batu saja sebagai penanda,” cerita H. Mahmud.
Membatik adalah salah satu aktivitas yang ditawarkan oleh warga Sembulang untuk pelancong.
Sembulang di masa setelah Perang Dunia Ke II memang dijadikan semacam camp tahanan perang bagi tentara Jepang yang menyerah oleh tentara Sekutu, sebelum mereka dikembalikan ke negeri mereka.
Ardiwinata selaku Kadisbudpar Kota Batam dalam sambutannya mengatakan, Sembulang menyimpan banyak potensi yang dapat diangkat untuk pariwisata. “Kulinernya lezat, lokasinya luar biasa, apalagi saat ini ditambah dengan agro wisata yang tengah dikembangkan oleh para petani si Sembulang,” katanya.
Peserta famtrip di kebun pepaya.
“Menurut informasi yang tersedia, dahulu memang ada 112.728 serdadu Jepang yang ditawan oleh tentara Sekutu di Sembulang ini. Fakta sejarah ini menambah nilai jual Sembulang untuk pariwisatanya,” jelasnya.
“Ke depan, peran serta warga Sembulang juga harus ditingkatkan, misalnya dengan menyediakan homestay bagi wisatawan. Tentunya homestay yang dimaksud sesuai dengan standar pariwisata. Kamarnya harus bersih, nyaman, dan aman. Disbudpar Batam akan membantu dalam pelatihannya nanti,” ujarnya.
Berpose di kebun cabai.
Di lokasi penyambutan, warga juga memajang beberapa hasil kerajinan tangan mereka berupa batik. Pengunjung yang tertarik dapat mencoba untuk membatik dengan canting pada kain yang telah tercetak pola-pola batik.
Pada sesi istirahat siang, rombongan famtrip pentahelix Batam disuguhi dengan menu kuliner Melayu khas Kampung Sembulang. Sayur terong, sotong kuah hitam, dan cabe asam manis. Tidak ketinggalan gulai ikan asam pedas yang menggugah selera beserta gonggong tentunya. Es kelapa muda tak luput menjadi pelepas dahaga.
Duta Wisata Kota Batam di kebun cabai.
Puas menikmati sajian kuliner lezat dari warga kampung Sembulang, rombongan famtrip pentahelix Batam bergerak meninjau perkebunan di Sembulang yang digadang-gadang menjadi destinasi agrowisata Batam.
Jalan menuju lokasi agro wisata Sembulang memang masih berupa jalanan tanah, namun dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat. Berbagai macam tanaman dibudidayakan oleh warga Sembulang di kebun-kebun warga ini. Mulai dari durian, mangga, rambutan, nangka, pisang, mentimun, cabai dan pepaya.
Berswafoto di kebun cabai.
Rombongan famtrip pentahelix Batam dalam kesempatan ini mengunjungi agrowisata kebun pepaya. Begitu turun dari kendaraan, para peserta famtrip langsung menyebar ke dalam kebun pepaya seluas 2 hektar ini.
Para peserta langsung berswafoto dengan latar buah-buah pepaya yang sebagian telah menguning. Beberapa peserta lainnya langsung memanen buah-buah pepaya yang telah masak tersebut, peserta yang lain memanen daun singkong dan ubi singkong untuk buah tangan.
Pantai Pulau Mubut Darat, Sembulang.
Berpindah ke lain kebun, peserta famtrip pentahelix Batam menyambangi kebun cabe. Di sini para peserta mendapat sedikit penjelasan singkat tentang serba-serbi tanaman cabe oleh petani pengolah lahan ini.
Puas di lokasi ini, rombongan famtrip bergerak menuju ke arah pantai. Ya, tujuan selanjutnya adalah mengunjungi Pulau Mubut Darat.
Pose di Pulau Mubut.
Salah satu sudut di Pulau Mubut.
Pulau Mubut merupakan salah satu destinasi favorit di Batam. Pulau ini ramai dikunjungi oleh pelancong, terutama di akhir Minggu dan liburan hari besar.
Butuh dua kali antar jemput oleh pompong guna mengantarkan rombongan famtrip pentahelix Batam ke pulau ini.
Photo bersama pemilik Pulau Mubut, pak Atan.
Di Pulau Mubut, peserta famtrip puas mengambil dokumentasi pribadi dan membuat video pemasaran bagi paket-paket trip yang dapat mereka jual nantinya kepada para wisatawan.
Di pulau ini juga peserta famtrip mendapat informasi secara langsung dari pak Atan sebagai pemilik pulau, tentang asal usul pulau ini yang dibuka untuk pariwisata sejak tahun 2015 lalu.(sumber : Kepri Event.com)