
Disbudpar Kota Batam – Kampung Melayu, Batu Besar, kembali hidup dengan dentingan gitar, tepukan tangan, dan lantunan lagu-lagu Melayu pada Sabtu (18/10) malam. Suasana hangat dan penuh keceriaan menyelimuti warga yang memadati halaman fasum setempat dalam kegiatan “Busker Bergembira di Kampung Melayu”.
Kegiatan yang digagas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk mengekspresikan bakat dan semangat berkesenian, sekaligus mempererat kebersamaan warga kampung pesisir.
Beragam penampilan rakyat mengisi malam itu—mulai dari musik pop era 60-an, lagu-lagu Melayu klasik, tari tradisional, hingga pembacaan puisi. Semua dibawakan dengan semangat kebanggaan terhadap akar budaya sendiri.
Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Kota Batam, Samson Rambah Pasir, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk dukungan nyata pemerintah bagi pelaku seni lokal agar dapat terus berkarya.
“Kita ingin memberi ruang bagi seniman kampung yang selama ini berlatih tanpa kesempatan tampil. Dengan adanya panggung seperti ini, mereka bisa menunjukkan karyanya, sementara masyarakat juga bisa menikmati hiburan yang dekat dengan identitasnya,” ujarnya.
Menurut Samson, kegiatan ini juga menjadi sarana pelestarian kesenian tradisional di tengah arus budaya modern yang begitu cepat. “Pemerintah tak mungkin melatih terus, tapi bisa membuka panggung agar kesenian itu hidup dan berkembang di tengah masyarakat,” tambahnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasinya terhadap antusiasme masyarakat dan seniman lokal. Ia menegaskan bahwa kegiatan semacam ini penting untuk menjaga denyut seni budaya Batam agar tetap hidup di tengah masyarakat.
“Busker Bergembira ini adalah contoh nyata bahwa seni tidak harus lahir dari panggung megah. Justru dari kampung-kampung seperti inilah kreativitas tumbuh dengan jujur dan tulus,” kata Ardiwinata.
Ia menambahkan, kegiatan ini juga sejalan dengan visi Disbudpar Batam dalam mengembangkan pariwisata berbasis budaya. “Seni dan budaya adalah ruh dari pariwisata Batam. Melalui kegiatan seperti ini, kita bukan hanya menghibur masyarakat, tapi juga memperkuat jati diri Batam sebagai kota berbudaya Melayu,” ujarnya.
Acara berlangsung meriah hingga malam hari. Sejumlah kelompok musik lokal, seperti AZ Band dan Malay Akustik, tampil menghibur warga. Tak ketinggalan, penampilan solo dari seniman muda Kampung Melayu menambah warna dalam suasana kebersamaan itu.
Disbudpar juga menyiapkan area photo booth yang menjadi daya tarik pengunjung untuk berfoto bersama keluarga dan teman. Sejak sore, lokasi kegiatan sudah dipadati warga yang datang membawa anak-anak. Tawa, nyanyian, dan nostalgia mengalun sepanjang malam.
Kegiatan Busker Bergembira kali ini merupakan edisi keempat yang digelar Disbudpar Batam. Sebelumnya, kegiatan serupa sukses diadakan di Pantai Dendang Melayu dan Tanjung Riau. Dua lokasi berikutnya direncanakan akan digelar pada November mendatang.
Salah satu musisi lokal, Nurjali, pendiri AZ Band, mengaku senang mendapat kesempatan tampil. “Selama ini kami hanya latihan tanpa tempat untuk tampil. Sekarang diberi panggung, semangat kami bangkit lagi. Anak-anak muda jadi lebih giat berlatih. Semoga kegiatan ini terus berlanjut,” ungkapnya.
Bagi masyarakat Kampung Melayu, Busker Bergembira bukan sekadar hiburan, melainkan juga napas baru yang menumbuhkan kembali rasa cinta terhadap seni dan budaya lokal.
“Konsepnya sederhana, tapi maknanya besar. Dari, oleh, dan untuk masyarakat,” tutur Nurjali menutup malam penuh harmoni itu.