Disbudpar Batam- Sejak bulan Mei lalu kepariwisataan Indonesia sudah dibuka secara massif dengan syarat yang mudah sehingga membuat wisatawan ramai datang ke Indonesia khususnya ke Kota Batam. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata saat silaturrahmi bersama pimpinan Event Organizer (EO) se Kota Batam, Kamis, 15 September 2022 di ruang rapat Disbudpar.
Didampingi Sekretaris dan Kepala Bidang dilingkungan Disbudpar, Ardi memaparkan perkembangan pariwisata Kota Batam, dimana sebelum pandemi covid19, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Kota Batam mencapai 150 ribu setiap bulannya dan akhir tahun 2019 lalu jumlah kunjungan Wisman ke Kota Batam sebanyak 1.947.943 kunjungan. Pada tahun 2020 jumlah kunjungan Wisman ke Batam menurun drastis, hanya 299.158 kunjungan serta 2.651 kunjungan Wisman ditahun 2021.
Sejak dibuka pada Mei lalu jumlah kunjungan Wisman mengalami peningkatan dimana hingga bulan Juli lalu sudah 123.284 Wisman yang berkunjung ke Batam.
“Saya minta EO merespon perkembangan ini dan harus jeli melihat peluang dan waktu pelaksanaan event. Kalau marketnya Singapur, Johor, maka EO harus memperhatikan event apa yang dkan dilaksanakan pada saat Natal dan Tahun baru, kemudian moon cake, mothers day, devavali, thaipusan dan sebagainya. Jadi saya minta EO juga punya kalender event Singapura,” tegasnya.
Disebutkan Ardi, pemerintah dan EO sebenarnya berada pada satu dimensi yang disebut dengan pentahelix yang terdiri dari akademisi, asosiasi, bisnis, media dan government yang dalam arti luas pemerintah termasuk juga CIQP (Custom, Imigration, Quarantine, dan Port).
“EO harus berkolaborasi juga dengan pihak imigrasi karena dalam penyelenggaraan kegiatan kadang kala dibutuhkan imigrasi,” ingatnya.
Ia menghimbau agar Dinas dan EO harus berkolaborasi karena saling membutuhkan. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Batam sangat terbantu dari sektor pariwisata. Tahun 2019 sekitar 24,36% dari total PAD bersumber dari pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan.
“Jadi kita berterima kasih kepada kawan-kawan EO yang sudah membuat banyak kegiatan. Semoga bisa terus seperti itu agar pendapatan Kota Batam juga terus bertambah,” imbuhnya.
Masih kata Ardi, dalam melaksanakan kegiatan, EO hendaknya memperhatikan tujuh unsur Sapta Pesona, yakni aman, tertib pada regulasi, bersih terutama dari sampah, selanjutnya sejuk, indah, ramah, dan yang terakhir yaitu kenangan.
“Yang kita cari adalah post atau akhir dari kegiatan yang dilaksanakan yaitu bisa membawa kesan yang baik agar dikenang dengan baik juga oleh wisatawan” ujar Ardiwinata.
Sebagai sebuah kota pariwisata, Batam telah memenuhi tiga hal yang disyaratkan, Aksesibilitas, Amenitas dan Atraksi.
Ada daerah yang wisatanya bagus tapi akses kesana tidak lancar. Akses sangat penting dan Batam punya itu semua. Dari sisi amenitas, Batam juga memiliki amenitas yang baik, terdapat 275 hotel, 1035 restoran, 12 mall dan sebagainya.
Sedangkan Atraksi pada tahun 2022 ada 158 event yang digelar di Batam. Batam punya atraksi alam, buatan dan budaya.
“Dilihat dari 3A diatas, maka Kota Batam sangat memenuhi kriteria sebagai julukan kota wisata. Batam aksesnya oke, amenitasnya luar biasa dan atraksinya cetar membahana,” pungkas mantan Kabag. Humas ini.