Batam Wujudkan Nilai Budaya dan Etika melalui Kampung Pariwisata Madani

Disbudpar Kota Batam – Pemerintah Kota Batam bersama Gerakan Masyarakat Madani (GMM) terus memperkuat langkah dalam mewujudkan visi Bandar Madani melalui program Kampung Pariwisata Madani. Upaya ini diwujudkan melalui kegiatan Sosialisasi Kampung Pariwisata Madani 2025 yang digelar di Pacific Palace Hotel, Rabu–Kamis (8–9/10/2025).

Kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam ini diikuti oleh perwakilan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dari berbagai wilayah. Tujuannya adalah memperkuat pemahaman dan kesiapan masyarakat dalam membangun destinasi wisata berbasis nilai budaya, etika, dan karakter masyarakat madani.

Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, dalam sambutannya menegaskan bahwa Kampung Pariwisata Madani bukan sekadar program simbolik, melainkan langkah nyata untuk membumikan nilai-nilai madani dalam kehidupan sehari-hari.

“Kampung Pariwisata Madani bukan kegiatan seremonial, tetapi langkah konkret agar nilai madani benar-benar hidup dalam keseharian masyarakat,” ujar Amsakar.

Menurutnya, tahap awal dari program ini adalah merumuskan kriteria yang tepat mengenai nilai-nilai madani yang akan diimplementasikan di lapangan. Ia menekankan pentingnya ketelitian dalam menentukan pilot project agar kampung yang dijadikan percontohan benar-benar mencerminkan prinsip gotong royong, kedisiplinan, kebersihan, serta kehidupan sosial dan religius yang harmonis.

“Ketika nilai dan norma telah terimplementasi dan mendarah daging di sanubari warga, pada saat itulah ia bernama budaya,” tutur Amsakar.

Ia menambahkan, inisiatif ini sejalan dengan upaya besar Pemko Batam untuk memperkuat karakter masyarakat melalui pendekatan budaya dan partisipasi publik. “Apa yang kita lakukan hari ini juga merupakan bagian dari ikhtiar besar Pemerintah Kota Batam untuk memperkuat identitas dan peradaban masyarakat,” ungkapnya.

Kepala Disbudpar Kota Batam, Ardiwinata, menjelaskan bahwa kegiatan sosialisasi ini merupakan tindak lanjut dari program pembentukan Kampung Pariwisata Madani yang telah dirancang bersama GMM.

“Peserta kegiatan adalah anggota Pokdarwis yang dibagi ke dalam empat kelompok kerja. Melalui sosialisasi ini, kami ingin mendorong partisipasi aktif masyarakat untuk mewujudkan lingkungan wisata yang berkarakter dan beradab,” ujar Ardi.

Sebelumnya, Disbudpar dan GMM juga melakukan studi tiru ke Kampung Heritage Kayutangan di Malang dan Kampung Heritage Pinilih di Surabaya, untuk mempelajari bagaimana kolaborasi warga, pelestarian budaya, dan kearifan lokal dapat menjadi daya hidup utama kawasan wisata.

Ketua Harian GMM, Tengku Zulkifli Aka, menegaskan bahwa Kampung Pariwisata Madani adalah manifestasi nyata dari visi Bandar Madani yang pernah dicetuskan oleh almarhum Dato’ Nyat Kadir, mantan Wali Kota Batam.

“Kalau ada yang bertanya, katanya Batam itu Bandar Madani, mana contohnya? Inilah jawabannya — Kampung Pariwisata Madani,” ucapnya.

Menurut Zulkifli, kampung ini bukan sekadar destinasi wisata, melainkan laboratorium nilai-nilai madani: masyarakat yang ramah, lingkungan yang bersih, dan budaya santun yang mencerminkan wajah Batam yang beradab.

Kegiatan sosialisasi juga menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Sekjen GMM Ustadz Syamsul Bahrum, budayawan Ramon Damora, dan Mbak Mila dari Kayutangan Heritage Malang yang berbagi pengalaman mengenai pengelolaan wisata berbasis budaya.

Acara turut dihadiri tokoh lintas agama dan budaya seperti KH Mustamin Husain, Pandita Wayan Catra Yasa, Raja Muhsin, Syamsul Ibrahim, serta Ketua Pokdarwis Batam Gerry Smith.

Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Amsakar menegaskan bahwa sektor pariwisata merupakan salah satu penopang utama Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Batam. Hingga awal Oktober 2025, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 1,1 juta orang, mendekati realisasi tahun 2024 sebesar 1,3 juta wisman dan 3,3 juta wisatawan domestik.

“Kalau nilai madani sudah hidup di masyarakat, maka kita bukan hanya membangun kampung, tetapi juga membangun peradaban,” simpul Amsakar.

Dengan semangat kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku industri pariwisata, Kampung Pariwisata Madani diharapkan dapat menjadi model pengembangan destinasi yang mengharmonikan budaya, sosial, dan ekonomi, serta memperkuat identitas Batam sebagai Bandar Madani yang beradab dan berdaya saing.