Puisi “Uwak” Amsakar Achmad Getarkan Pembukaan KSM 2025, Batam Kian Kokoh sebagai Pusat Budaya Melayu

Disbudpar Kota Batam – Suasana malam di Harbour Bay Downtown, Batam, Sabtu (17/5/2025), berubah syahdu saat Wali Kota Batam sekaligus Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Amsakar Achmad, membuka gelaran Kenduri Seni Melayu (KSM) ke-26 dengan sebuah puisi penuh makna berjudul Uwak.

Dalam hembusan angin laut dan kerlip lampu yang menari di sekitar panggung, suara Amsakar mengalun lembut namun penuh daya pukau, menyampaikan bait-bait puisi yang didedikasikan untuk sosok ayah—yang dalam bahasa ibunya disebut “Uwak”.

“Uwak, dalam bahasa ibu saya, berarti bapak,” ujar Amsakar, membuka penampilan yang menyentuh hati para tamu. Ia mengungkapkan bahwa puisi ini adalah bentuk penghormatan bagi para ayah yang berjuang demi keluarganya, di mana pun mereka berada.

Pembacaan puisi tersebut menjadi pembuka tak biasa, namun menggugah, dalam perhelatan budaya tahunan yang kini telah berlangsung selama lebih dari seperempat abad. Dihadiri tamu-tamu dari berbagai daerah di Indonesia dan negara serumpun seperti Malaysia dan Brunei Darussalam, pembukaan KSM 2025 berlangsung dengan penuh kehangatan dan kekhidmatan.

Dalam sambutannya, Amsakar menyatakan rasa syukurnya atas keberlangsungan KSM hingga tahun ke-26. Ia menyebut bahwa tidak banyak perhelatan budaya yang mampu bertahan selama itu, bahkan tetap eksis saat pandemi Covid-19.

“Alhamdulillah, KSM tidak pernah absen. Ini menunjukkan komitmen kuat kita dalam menjaga budaya Melayu,” ujarnya.

Amsakar juga menyampaikan visinya agar ke depan KSM dapat dilaksanakan dalam skala yang lebih besar, bahkan selama satu minggu penuh. Ia menekankan bahwa Batam memiliki potensi besar untuk menjadi simpul budaya, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga regional Asia Tenggara.

“Tahun lalu kita menerima 1,3 juta kunjungan wisatawan mancanegara. Tahun ini target kita 1,5 hingga 1,7 juta,” ungkapnya penuh optimisme. Ia juga membocorkan rencana membangun panggung seni budaya permanen, mirip Taman Budaya, yang sedang dikaji untuk berlokasi di Gedung Beringin, Sekupang.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Batam, Ardiwinata, menjelaskan bahwa KSM masuk dalam daftar 110 Karisma Event Nusantara (KEN) dari Kementerian Pariwisata RI, dan menjadi satu-satunya perwakilan dari Kepulauan Riau tahun ini.

“KSM bukan hanya pertunjukan budaya, tapi juga sarana edukasi dan pelestarian budaya lokal sesuai dengan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Batam,” terang Ardi, Minggu (18/5).

Sebanyak 368 peserta dari berbagai daerah, termasuk Sumatra Selatan, Dumai, Medan, Deli Serdang, Lingga, Tanjungpinang, Sei Pakning, Karimun, Bintan, serta negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam turut tampil memeriahkan panggung KSM 2025.

Acara ini juga dimeriahkan dengan bazar kuliner tradisional yang menampilkan cita rasa khas Melayu, didukung oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) Batam. Ketua LAM Kepri Kota Batam, Dato’ Raja Muhamad Amin, mengajak generasi muda untuk lebih mencintai budaya sendiri agar tidak tergeser oleh pengaruh asing.

“Kita harus terus menjaga ruang-ruang budaya ini. Kalau tidak, budaya lain akan masuk dan menggantikannya,” pesannya.

Ia pun memberikan apresiasi tinggi kepada Wali Kota Amsakar dan Kadisbudpar Ardiwinata atas konsistensinya dalam merawat dan mengembangkan budaya Melayu di Batam.

Selama tiga hari, dari 16 hingga 18 Mei 2025, KSM tidak hanya menjadi panggung seni, tapi juga ruang silaturahmi budaya antarbangsa. Perhelatan ini membuktikan bahwa Batam bukan hanya kota industri dan perdagangan, tetapi juga pusat budaya yang hidup dan dinamis.