Disbudpar Kota Batam – Setelah gemerlap perayaan malam tahun baru berlalu, Batam kembali menyapa kehidupan sehari-hari dengan segala daya tariknya.
Kota yang sebelumnya dikenal sebagai pusat kehidupan malam di Indonesia ini masih tetap memikat hati banyak pelancong dengan pesona yang tak lekang oleh waktu.
Di balik keramaian pesta dan hiburan, ada kisah tentang perubahan, kenangan lama, serta harapan baru yang tumbuh di tengah suasana yang terus berkembang.
Batam, yang dikenal dengan keramahtamahannya, menjadi destinasi bagi mereka yang mencari hiburan dan suasana yang berbeda.
Banyak pelancong dari Singapura dan Malaysia seringkali datang dengan tujuan untuk menikmati waktu santai, atau yang mereka sebut sebagai ‘makan angin’, untuk melepas penat dan menikmati suasana kota yang menyegarkan.
Sejak era 90-an hingga awal 2000-an, kawasan Nagoya menjadi pusat perhatian bagi kehidupan malam di Batam. Karaoke, panti pijat, dan permainan jackpot elektronik menjadi bagian tak terpisahkan dari suasana malam kota ini.
Istilah ‘cabo’, yang digunakan oleh para pelancong untuk menyebut wanita penghibur, menjadi simbol dari kehidupan malam Batam pada masa itu.
Bagi banyak orang, kehidupan malam ini turut memberikan penghidupan bagi banyak pihak, termasuk pengusaha, supir taksi, dan pedagang kaki lima.
“Saya dulu senang sekali ke Batam, suasananya sangat bersahabat, seperti kampung saya di Singapura pada tahun 70-an,” kenang Sam Theo, seorang pelancong yang sudah berkunjung ke Batam selama lebih dari 25 tahun.
Walau begitu, Sam mengakui bahwa Batam kini telah berubah. Hiburan malam yang dulu terkonsentrasi di Nagoya kini tersebar ke berbagai tempat, menawarkan suasana yang lebih modern dan beragam, mencakup semua kalangan pengunjung.
Walaupun begitu, Nagoya tetap menjadi tempat yang populer. “Dulu, suasananya lebih sederhana, tapi kini semakin modis. Cabo-nya juga lebih menarik,” ujar Sam, mengenang masa-masa indahnya di Batam.
Bunga (nama samaran), salah satu wanita malam yang bekerja di Batam, menyadari persaingan yang semakin ketat.
“Sekarang banyak yang lebih muda dan cantik, jadi harus pintar-pintar cari tamu,” ujarnya. Meski begitu, Bunga tetap merasa bersyukur karena pelanggan lamanya masih setia mengunjunginya, terutama di malam tahun baru.
Namun, Batam bukan hanya tentang kehidupan malam. Banyak keluarga yang memilih menghabiskan malam pergantian tahun di resor-resor indah yang ada di pulau ini, menikmati pemandangan laut dan suasana alam yang menenangkan.
Dengan lebih dari 80% kamar resort terisi oleh wisatawan domestik dan mancanegara selama periode liburan tahun baru, Batam tetap menjadi tujuan utama bagi mereka yang mencari ketenangan.
Sebagai kota yang strategis secara geografis dengan kekayaan alam yang melimpah, Batam terus menarik perhatian para wisatawan, terutama dari Singapura dan Malaysia.
Setelah perayaan tahun baru, Batam kini mempersiapkan diri untuk menyambut perayaan Imlek yang diperkirakan akan kembali memeriahkan kota.
“Semoga Imlek nanti ramai lagi. Kami berharap Batam terus berkembang dan dunia pariwisata tetap menjadi sumber penghidupan bagi kami,” tutup Bunga, dengan penuh harapan untuk masa depan.
Dengan segala perubahan dan tantangan yang ada, Batam tetap menjadi simbol keharmonisan antara masa lalu yang penuh kenangan dan masa depan yang menjanjikan, tetap memancarkan daya tarik bagi setiap pengunjung yang datang.