Disbudpar Komitmen Terus Tambah Koleksi Museum Batam Raja Ali Haji

Disbudpar Batam – Pemerintah Kota (Pemko) melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam terus mencari benda dan informasi bersejarah untuk melengkapi Museum Batam Raja Ali Haji. Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disbudpar Kota Batam, Muhammad Zen mengaku baru saja bertemu dengan penemu guci yang diperkirakan berasal dari Dinasti Ming.

“Kami hari ini melihat guci yang berada di salah satu rumah warga di Kelurahan Sungai Binti, Sagulung,” katanya, Senin (26/1/2021).

Menurut informasi dari pemiliknya, Ibu Peni dan suaminya menemukan guci dari lokasi perkebunan di tahun 1996. Adapun guci yang ditemukan berjumlah delapan guci dan satu kuali.

“Kami melihat ada guci berwarna kuning bergambar bambu, guci naga dan guci kecil,” ujarnya.

Zen berharap guci tersebut dapat menjadi bagian dari koleksi Museum Batam Raja Ali Haji.

“Jika pemiliknya berkenan menyerahkan atau meminjamkan, guci-guci tersebut akan diletakkan di tata pamer Khazanah Melayu,” terangnya.

Kepala Disbudpar Kota Batam, Ardiwinata terus mendorong stafnya mencari informasi benda-benda bersejarah yang menggambarkan perkembangan Batam dari dulu hingga sekarang untuk melengkapi Museum Batam Raja Ali Haji.

“Selain destinasi wisata, museum juga bisa jadi media pembelajaran bagi generasi masa depan,” katanya. Sebagai informasi, Museum Raja Ali Haji Batam sudah didaftarkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama 475 museum lainnya di Indonesia. Isi dari museum ini, menampilkan sejarah peradaban Batam mulai dari Batam sejak zaman Kerajaan Riau Lingga, Belanda, Temenggung Abdul Jamal, Jepang, masa Kemerdekaan Indonesia, Pemerintah Kabupaten Kepri, Otorita Pertama, era BJ Habibie, Kota Administratif, masuk Sejarah Astaka, Khazanah Melayu, dan infrastruktur atau era Batam sekarang.

The Culture and Tourism Department is Committed to Keep Adding the Batam Raja Ali Haji Museum Collection

The Culture and Tourism Department of Batam City – The City Government through the Batam City Culture and Tourism Department always to look for historical objects and information to complement the Batam Raja Ali Haji Museum. The Head of Culture Devision of Culture and Tourism Department, Muhammad Zen admit that he recently found teh urns founder which is thought to have originated in the Ming Dynasty.

“Today we saw an urns in one of the residents’ houses in Sungai Binti Village, Sagulung,” he said, on Monday (26/1/2021).

According to information from the owner, Mrs. Peni and her husband found that urns from the plantation location in 1996. The urn found were 8 urns and 1 cauldron.

“We saw a yellow urn with a bamboo printed, dragon urn, and samll urn,” he said.

Zen hoped that urns will be one of the Batam Raja Ali Haji Museum collection.

“If the owner willing to give or lend it to us, that urns will be placed in Khazanah Melayu display,” he explained.

The Head of the Batam City Culture and Tourism Department, Ardiwinata, keep encourage his staff to find information on historical objects that describe the development of Batam from the past until now to complement the Batam Raja Ali Haji Museum.

“Besides tourist destinations, the museum also can be a learning mediator for future generations,” he said. As an information, Batam Raja Ali Haji Museum has been registered to the Ministry of Education and Culture with another 475 museums in Indonesia. The museum contents are about the history of Batam civilization starting from Batam since the days of the Riau Lingga Kingdom, the Netherlands, Temenggung Abdul Jamal, Japan, the Indonesian Independence period, the Riau Islands Government, the First Authority, the BJ Habibie era, and infrastructure or Batam in the present era.